|
Kategori
Store

Mengenal Konsep Superintelligence yang Disebut Punya Kesadaran?

Sumber: EMB Global

Teknologi AI atau Artificial Intelligence tampaknya semakin menunjukkan perkembangan pesatnya yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kamu. Belakangan waktu ini, Meta dikabarkan sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan yang lebih canggih dari para kompetitornya, seperti Google dan OpenAI. Tidak tanggung-tanggung, Meta bahkan disebut-sebut telah mengucurkan dana sebesar 15 miliar dollar AS atau sekitar Rp 244 triliun.

Investasi sebesar itu dilaporkan untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai Superintelligence atau kecerdasan super. Konsep Superintelligence sendiri merujuk pada kemampuan kecerdasan buatan yang jauh melampaui kecerdasan manusia dalam berbagai bidang, mulai dari pemecahan masalah, pengambilan keputusan, hingga menciptakan inovasi baru. Penasaran bagaimana sebenarnya konsep Superintelligence yang sedang dikembangkan oleh Meta? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

Mengenal Apa itu Superintelligence?

Mengingat perkembangan teknologi AI terkini, AI Superintelligence bisa dibilang merupakan konsep yang sangat revolusioner karena berupaya melampaui kesadaran manusia. Lantas, sebenarnya apa itu Superintelligence? Konsep Superintelligence merupakan teknologi kecerdasan buatan yang mampu melampaui kapasitas manusia dalam hampir semua aspek, seperti logika, kreativitas, perencanaan strategis, hingga pemahaman sosial.

Artificial Superintelligence dikembangkan sebagai entitas otonom yang bisa memikirkan sendiri, belajar secara eksponensial, dan menyusun strategi yang bahkan mungkin sulit dipahami oleh manusia. Berbeda dari AI biasanya, Superintelligence dibayangkan akan memiliki kemampuan meningkatkan dirinya sendiri secara mandiri yang pada gilirannya akan memicu ledakan kecerdasan atau intelligence explosion.

Konsep_AI_SuperintelligenceSumber: alldus

Perbedaan AI Umum dan Artificial Superintelligence

Seperti yang disadari oleh banyak orang, teknologi Artificial Intelligence kini telah banyak digunakan untuk membantu berbagai pekerjaan manusia, seperti sistem rekomendasi film, asisten suara, atau model bahasa besar. Nah, teknologi AI ini sebenarnya masih berada di ranah Narrow AI atau Weak AI.

Narrow AI adalah jenis kecerdasan buatan yang dirancang khusus untuk menangani tugas-tugas yang sangat spesifik. AI jenis ini punya kemampuan yang terbatas, fokus hanya pada satu atau beberapa tugas tertentu, dan sangat bergantung pada data serta kerangka kerja yang diberikan oleh manusia sebagai penggunanya.

Selain itu, Narrow AI juga tidak punya kesadaran, motivasi, atau kecerdasan luas sehingga hanya dapat bekerja dalam batas domainnya dan tidak bisa melompat ke bidang lain tanpa pelatihan ulang. Contoh Narrow AI yang banyak digunakan oleh orang-orang adalah Siri, Google Assistant, Google Translate, hingga algoritma pemberi rekomendasi khusus.

Baca juga: 7 Contoh Artificial Intelligence di Kehidupan Sehari-hari

Berbeda dari kecerdasan buatan yang banyak digunakan tersebut, Artificial Superintelligence merupakan sistem kecerdasan buatan hipotetis yang mampu melampaui manusia dalam hampir semua aspek kognitifnya, seperti kompleksitas matematika, kreativitas, pengambilan keputusan, hingga pemahaman konteks sosial. Konsep Superintelligence ini dibayangkan juga mampu mengembangkan kapasitas dirinya sendiri dan menjelajahi ide-ide baru tanpa arahan manusia.

Sebab masih diasumsikan sebagai hipotesis dan berbentuk konsep, Superintelligence memang belum punya contoh konkretnya. Hingga kini, perkembangan kecerdasan buatan masih berkutat pada narrow AI dan upaya menuju Artificial General Intelligence, sedangkan konsep Superintelligence lebih sering muncul dalam diskusi akademis, riset teoretis, hingga spekulasi futuristik. Karena itu, proyeksi tentang kemampuan, dampak, maupun risiko yang mungkin ditimbulkan oleh Superintelligence masih bersifat prediktif.

Konsep Superintelligence Akan Punya Kesadaran Seperti Manusia?

Meski masih diasumsikan sebagai konsep kecerdasan buatan, lalu apakah teknologi Superintelligence nantinya bisa memiliki kesadaran layaknya manusia? Sejumlah pakar menilai kecerdasan tingkat tinggi tidak otomatis berarti sebuah sistem memiliki kesadaran. Meskipun kecerdasan buatan bisa sangat mahir dalam berpikir, mengambil keputusan, hingga belajar, tetapi ia tetap tidak memiliki pengalaman subjektif atau kesadaran diri seperti manusia.

Menariknya, ada sebuah teori yang menyebut bahwa sistem AI yang sangat kompleks mungkin bisa menunjukkan semacam bentuk “kesadaran ringan”. Namun, para peneliti menegaskan bahwa hal ini belum berarti AI benar-benar merasakan seperti manusia, melainkan sekadar tiruan fungsi kesadaran. Artinya, replikasi kesadaran manusia dalam teknologi Superintelligence hingga kini masih berada di ranah spekulasi dan belum memiliki bukti nyata.

Konsep_AI_SuperintelligenceSumber: Times of India

Ambisi Meta untuk Kembangkan Superintelligence

Mengingat konsep Superintelligence ini masih sangat spekulatif, rencana pengembangan Superintelligence oleh Meta bisa dinilai sangat ambisius, apalagi realisasinya masih berada jauh di depan. Langkah ini bisa dipandang sebagai upaya Meta untuk bangkit setelah kegagalan proyek Metaverse yang merupakan dunia digital berbasis Virtual Reality dan Augmented Reality yang sempat digadang-gadang sebagai masa depan internet.

Meski telah digelontorkan investasi besar, proyek Metaverse justru gagal menarik minat pasar dan bahkan sempat menjadi bahan ejekan. Usai kegagalan besarnya itu, Meta kemudian memilih mengalihkan fokusnya pada kecerdasan buatan, bidang yang sebenarnya sudah mereka tekuni lebih dari sepuluh tahun. Mark Zuckerberg, CEO Meta, bahkan telah membentuk laboratorium AI pertama perusahaan pada 2013, setelah kalah dari Google dalam upaya membeli DeepMind.

Pada awal 2025, Meta kembali menunjukkan keseriusannya dengan menyiapkan anggaran hingga 65 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.050 triliun untuk membangun infrastruktur AI. Zuckerberg bahkan menyebut 2025 sebagai tahun penting yang akan menentukan arah masa depan pengembangan AI di Meta.

Terlepas dari pengembangan konsep Superintelligence yang masih sangat spekulatif, tentunya akan sangat menarik untuk menantikan perkembangan kabar teknologi baru yang satu ini. Namun, jangan lupa untuk melengkapi kebutuhan perangkat gadget terkini yang mampu menunjang segala aktivitas pekerjaan harianmu seperti Samsung Galaxy A56 5G.

HP Galaxy A56 5G ini punya fitur AI Select mampu memberikan rekomendasi sesuai dengan konten yang sedang ditampilkan di layar, baik berupa teks, gambar, maupun video. Saat kamu ingin melakukan pembayaran nontunai lewat kode QR yang dikirim oleh teman, fitur kecerdasan buatan ini akan langsung mengenali maksudmu dan secara otomatis memindai kode QR yang terlihat di layar.

Kabar baiknya, kamu bisa mendapatkan penawaran harga menarik untuk pembelian Galaxy A56 5G. Ada banyak keuntungan belanja spesial yang bisa didapatkan dari Eraspace jika kamu belanja gadget online di Eraspace. Segera buat akun MyEraspace melalui situs resmi atau unduh aplikasinya sekarang juga. Temukan beragam produk gadget terbaik yang siap mendukung aktivitasmu setiap hari hanya di Eraspace.

Baca juga: Makin Canggih, Ini Contoh Artificial Intelligence di HP Kekinian


Diunggah Pada : 26 Sep 2025 | Kategori TECHNOLOGY
    Daftar sekarang untuk dapatkan berbagai penawaran terbaik erafone.com
    +62
    By providing your phone number, you agree to the Terms of Use and Privacy Policy. You may later unsubscribe
    COPYRIGHT © 2025 ERAFONE.COM ALL RIGHTS RESERVED.